Senin, 15 Agustus 2011

budaya organisasi


Pengertian Budaya Organisasi


Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi,bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli :
a. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
b. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
c. Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
d. Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.

e. Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam
penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.

Sumber-sumber Budaya Organisasi

Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pengaruh umum dari luar yang luas
Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.
2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
Keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
3. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
d. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Ciri-ciri Budaya Organisasi
Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).

Tipologi Budaya
Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat tipe budaya organisasi :

1. Akademi
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.
2. Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.

3. Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang sangat
besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.

4. Benteng
Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.

Jumat, 12 Agustus 2011

perbedaan jurnal dan penelitian

Perbedaan Laporan Penelitian dan Jurnal Publikasi


Laporan Penelitian

1. Format laporan Penelitian dibagi 3: Bagian awal,tengah dan akhir.
2. Bagian awal terdiri dari halaman sampul dan halaman judul. Untuk laporan dalam bentuk Skripsi terdapat halam persetujuan, pernyataan, motto, persembahan, daftar isi dan daftar tabel abstark.
3. Bagian tengah terdiri dari
* Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi oprasional.
* Kajian pustaka yang berisi teoritik, kerangka pemikiran yang berisi hipotesis(jika ada).
* Metode penelitian yang berisi populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, metode analisis data.
* Hasil penelitian dan pembahasan berisi sipnosis hasil penelitian dan pembahasan.
* Kesimpulan dan saran berisi kesimpulan dan aplikasi.
* Daftar pustaka.
4. Penyusun laporan penelitian disajikan secarasistematis sesuai dengan format, setiap bab disertai dengan sub-sub termasuk pendahuluan.

Jurnal Publikasi

1. Format jurnal publikasi tidak dibagi menjadi beberpa bagian, tetapi secara berurutan dan sistematis.
2. Format awal hanya terdiri dari judul, nama pengarang (tanpa gelar akademik) dan abstrak terdiri dari 50- 75 kata.
3. Bagian-bagian jurnal publikasi.
* Terdapat pendahuluan (tanpa judul sub-sub), berisi pembahasan kepustakaan dan tujuan penelitian.
* Metode
* Hasil.
* Bahasan.
* Kesimpulan dan saran.
* Daftar pustaka, berisi pustaka yang dirujuk dalam artikel.
4. Jurnal publikasi disajikan dalam bentuk esai, disertai judul sub-sub (heading) nasing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yangdisajikan tanpa judul sub-sub.

Sabtu, 06 Agustus 2011

pengenalan akuntansi

AKUNTANSI DAN SISTEM INFPRMASI

Hrs memiliki

Digunakan o/
Pihak internal


Krn kbthan yg berbeda dibuat




Memiliki kesempatan kerier dlm

Terdiri atas

Hrs memiliki dan bekerja sesuai


Pengertian akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi, yg memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas o/ mrk yg menggunakan informai keuangan tersebut.
Proses akuntansi scr grs besar :
1. Masukan atau input akuntansi sbg sistem unformasi adalah informasi ekonomi dari kegitana (transaksi) organisasi ataupun perusahaan.
2. Masukan tsb diolah melelui proses identifikasi, pengukuran dan pelaporan untuk menghasilkan keluaran yg berupa informasi atau laporan keuangan.
3. Keluaran tsb digunakan sbg penunjang pengambilan keputusan bisnis oleh pemakai informai tersebut.


Kualitas informasi akuntansi hrs memiliki syarat :
1. Perbandingan antara manfaat dan biaya
2. Dapat dimengerti
3. Relevan
4. Dpt dipercaya: dpt diuji, netral dan menyajikan yg seharusnya
5. Nilai prediksi
6. Feedback/ umpan balik
7. Dapat dibandingkan/konsisten
8. Materuality/cukup berarti
Pemakai informasi akuntansi :
1. Pihak internal, a/ pihak yg berhubungan langsung dengan perusahaan sehari hari, yaitu pimpinan perusahaan.
2. Pihak eksternal, a/ pihak yg berkepentingan dg perusahaan ttp tdk terlibat scr langsung dlm membuat berbagai keputusan dan kebijakan operasioanal perusahaan.
Pihak tsb a/ pemilik perusahaan/pemilik saham/investor, karyawan dan serikat pekerja, kreditur, badan2 pemerintah, pelanggan, masyarakat.



Bidang akuntansi
1. Akuntansi keuangan a/ bagian dr akuntansi yg mengkhususkan dlm proses pencatatan transaksi hingga penyajian dlm bentuk laporan keuangan. Akuntansi ini bermanfaat bagi pihak eksternal perusahaan dan hrs mengacu prinsip2 yang dianyatakan dalam standar akuntansi keuangan.
2. Auditing a/ bidang akuntansi yang mengkhususkan pada pemeriksaan catatan akuntansi scr indipenden. Pelaksananya disebut auditor yg memeriksa apakah pencatan akuntansi telah sesuai dengan prinsip2 standar akuntansi keuangan yg berlaku.
3. Akuntansi biaya berhubungan dengan perencanaan, penetapan, dan pengendalian biaya produksi. akuntansi ini biasanya digunakan o/ perusahaan yg memproses bahan baku hingga bahan jadi
4. Akuntansi manajemen a/ bidang akuntansi yg mengkhususkan pada pengembanangan dan penafsiran informas iakuntansi u/ membantu manajemen dlm menjalankan perusahaan.
5. Akuntansi anggaran berhubungan dg penyusunan renana pengeluaran perusahaan dan membandingkannya dg pengeluaran aktual.
6. Akuntansi perpajakan mengkhususkan kegiatannya dlm penyiapan data yg digunakan dlm perhitungan pajak. Tujuannya a/ agar pajak yg dibayarkan perusahaan sesuai dengan peraturan pemerintah.
7. Sistem akuntansi a/ bidang akuntansi yang mengkhususkan dlm perencanaan dan pelaksanaan prosedur pengumpulan serta pelaporan data keuangan.
8. Akuntansi pemerintah mengkhususkan dalam pemnyajian laporan transaksi yg dilakukan oleh pemerintah.
9. Akuntansi pendidikan berhubungan dengan kegiatan pengajaran dan pengembangan pendidikan akuntansi.
Bidang profesi akuntansi
1. Akuntan perusahaan, a/ akuntan yg bekerja dlm perusahaan dan bertanggung jawab atas berbagai fungsi akuntansi serta keuanagn perusahaan.
2. Akuntan publik, a/ akuntan independen/bebas yg scr per orangan atau keleompok memberikanjasa dlm bidang akuntansi bagi perusahaan atau organisasi bisnis dan non bisnis.
3. Akuntan pemerintah, a/ akuntan yg bekerja pada lembaga2 pemerintah yang tgs utamanya adalah merencanakan, mengndalikan dan memeriksa penggunaan uang atau kekayaan negara.
4. Akuntan pendidik, a/ akuntan yg tgs utamanya adalah mengmbangkan dan mengajarkan akuntansi. Misalnya dosen atau guru yg mengajarka akuntaansi.
Etika profesi akuntansi
1. Menghindari pelanggaran etika yg terlihat remah
2. Memusatka perhatian pada reputasijangka panjang
3. Bersiap menghadapi konsekuensi yang kurang baik bila berpegang pd perilaku etis
Standar akuntansi keuangan (SAK)
Merupakan himpunan prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi yg mengatur penyususnan laporan keuangan khususnya yg ditujukan pada pihak luar sepertipd pemegang saham, investor, kreditur dan bank. SAK senantiasa mengalami perbaikan dan penyempurnaan, sesuai dengan kondisi mutakir dari kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Sak yg terbaru direvisi o/ ikantan akuntansi indonesia tahun 2004.

karya ilmiah dan publikasi

“Penulisan dan Publikasi Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi”

Penulisan karya ilmiah
Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang memiliki bobot akademis tertentu ditinjau dari aspek organisasi tulisan, substansi masalah, akurasi data, dan penyajian.
Menurut bentuk dan jumlah kata yang disusun, tulisan ilmiah dapat berupa:
a. Komposisi
b. Esei
c. Artikel ilmiah
d. Makalah seminar
e. Laporan penelitian
f. Skripsi, tesis, disertasi
g. Pidato resmi
h. Dan lainnya
Artikel ilmiah merupakan laporan ringkas dari hasil kajian atau penelitian ilmiah dalam bentuk bahasa tulis dengan mengikuti sistematika dan kaidah penulisan ilmiah.
Artikel ilmiah memiliki 3 ciri:
1. Artikel mengutmakan penyajian hasil atau temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan secara ringkas, sistematis dan tajam.
2. Artikel ditulis dengan mengikuti sistematika tertentu yang berbeda dengan karya tulis ilmiah yang lain.
3. Penulisan harus mengikuti kaidah penulisan artikel ilmiah baik yang bersifat universal maupun gaya selingkung pada jurnal ilmiah yang akan menerbitkan artikel ilmiah tersebut.
Artikel ilmiah dapat dibedakan menjadi:
1. Artikel hasil penelitian yang merupakan tulisan yang didasarkan dari hasil penelitian atau studi empiris.
2. Artikel non penelitian atau artkel konseptual yang merupakan gagasan ilmiah atau hasil pemikiran kritis dan analitis tentang suatu permasalahan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang relevan, buku-buku teks dan hasil penelitian terdahulu. Jadi artikel ini bukan sekedar kutipan atau tempelan hasil pemikiran orang lain.
Umumnya jurnal ilmiah mengutamakan artikel yang didasarkan hasil kajian atau penelitian empiris.
Sistematika penulisan artikel ilmiah
Artikel Hasil Penelitian Artikel Konseptual
Judul artikel
Nama penulis
Abstrak
Kata kunci
Pendahuluan
Metode
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
Ucapan terima kasih
Daftar pustaka Judul artikel
Nama penulis
Abstrak
Kata kunci
Pendahuluan
Pembahasan
Penutup
Ucapan terima kasih
Daftar pustaka


Judul artikel hasil penelitian harus efektif yaitu menggambarkan isi atau fokus kajian artikel. Judul harua efisien, tidak terlalu panjang. Judul maksimal 12 kata dalam bahasa indonesia atau 10 kata dalam bahasa inggris.
Nama penulis ditulis dengan tidak mencantumkan gelar akademis atau gelar profesional lainnya, disertai dengan lembaga asal penlis serta alamat korespondensi yang lengkap.
Abstrak dalam artikel ilmiah merupakan sinopsis hasil penelitian yang mencerminkan isi menyeluruh dari artikel yang disajikan secara singkat dan padat. Umumnya ditulis dalam bahasa inggris dan terdiri dari satu paragraf 100-250 kata, diketik satu spasi yang memuat, masalah atau latar belakang masalah, tujuan penelitian, metode dan hasil.
Pendahuluan berisi tentang permasalahan penelitian, rangkuman kajian teoritik atau kajian pustaka yang relevan, dan tujuan penelitian.
Metode bagian ini menjelaskan bagaimana penelitian dilakukan, dengan materi pokok yang ditulis meliputi rancangan atau model penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, pengembangan instrumen, rasional variabel, dan teknik analisis data.
Hasil menyajiakan hasil analisis data yang sudah final bukan data mentah yang belum diolah. Hasil perhtungan ata penyajian tidak perlu dicantumkan dalam bagian ini.
Pembahasan merupakan penegasan secara eksplisit tentang interpretasi hasil analisis data, menjawab pertanyaan/hipotesis penelitian, mengaitkan hasil temuan dengan teori-teori yang relevan atau penelitian terdahulu, memunculkan teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada serta implikasi hasil temuan dikaitkan dengan keadaan saat ini.
Kesimpulan menyajikan ringkasan pembahsan hasil penelitian yang mengacu pada tujuan dan hipotesis penelitian.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada perorangan, kelompok, lembaga, organisasi yang telah membantu terlaksananya penelitia dan penulisan artikel.
Daftar pustaka merupakan rekapitulasi pada penulis dan sumber rujukan dalam artikel.
Beberapa kesalahan yang sering dijumpai pada artikel ilmiah :
1. Judul terlalu panjang
2. Nama penulis menggunakan gelar
3. Abstrak tidak dalam bahasa inggris dan tdk berisi esensi isi keleluruhan artikel
4. Pencantuman tabel mentah
5. Hasil dan pembahasan dicantumkan dalam isi
6. Kesimpulan merupakan ringkasan dari interpretasi hasil perhitungan dan pengujian statistik

Publikasi karya ilmiah
Penelitian yang dihasilkan oleh perguruan tinggi perlu disebarluaskan kepada masyarakat melalui publikasi pada jurnal atau karya ilmiah.jika suatu karya ilmiah ingin memperolah akreditasi maka pengelolaannya harus mengikuti seluruh kriteria penilaian akreditasi berkarya ilmiah.
Berdasarkan kreteria penilaian panduan akreditasi berkarya ilmiah perlu memperhatikan beberapa hal:
1. Penamaan berkarya, menggunakan makna yang bermakna tepat dan singkat.
2. Kelembagaan penerbit, berkarya ilmiah dapt diterbitkan oleh organisasi profesi ilmiah, perguruan tinggi, badan penelitian dan pengembangan atau badan penerbit.
3. Penyuntingan, dilakukan secara anonim oleh mitra bebestari.
4. Penampilan, meliputi bentuk, ukuran, jarak, pemilihan jenis huruf, harus memperhatikan estetika yang harmonis sehingga enak dipandang.
5. Gaya penulisan, sesuai dengn panduan EYD menggunakan peristilahan buku, tata bahasa indonesia yang baik dan benar.
6. Substansi isi, meruakan artikel hail penelitian empirik atau artikel non penelitian.
7. Keberkalaan
8. Penyebarluasan, jumlah tiras minimum 300 eksemplar semakin banyak jumlah tiras semakin besar nilai keberkalaannya.
9. Disiinsetif, berlaku jika terjadi penyimpangan dari kewajiban-kewajiban yang seharusnya dipenuhi oleh berkala ilmiah.
Kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi adalah:
1. Harus memiliki no ISSN
2. Memegang prinsip orisinalitas dan menghindari plagiarisme
3. Wajib simpan berkala ilmiahdi arsip nasional
4. Menggugah setiap terbitannya pada portal elektronik nasional
5. Tidak diperkenankan penampilan foto penulis.



Kesimpulan
1. Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang memiliki bobot akademis tertentu ditinjau dari aspek organisasi tulisan, substansi masalah, akurasi data, dan penyajian.
2. Artikel ilmiah merupakan laporan ringkas dari hasil kajian atau penelitian ilmiah dalam bentuk bahasa tulis dengan mengikuti sistematika dan kaidah penulisan ilmiah.
3. Sistematika artikel ilmiah: Judul artikel, Nama penulis, Abstrak, Kata kunci, Pendahuluan, Metode, Hasil, Pembahasan, Kesimpulan, Ucapan terima kasih, daftar pustaka.
4. Penelitian yang dihasilkan oleh perguruan tinggi perlu disebarluaskan kepada masyarakat melalui publikasi pada jurnal atau karya ilmiah.jika suatu karya ilmiah ingin memperolah akreditasi maka pengelolaannya harus mengikuti seluruh kriteria penilaian akreditasi berkarya ilmiah.

Rabu, 03 Agustus 2011

Penulisan karya ilmiah

KARYA ILMIAH


Syarat-syarat perumusan topik:
1.Topik harus menarik perhatian penulis
Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap, seorang penulis harus memilih topik yang menarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi a.kan menimbulkan keengganan penulis dalam menyelesaikan tulisan. Sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi karangan akan dilakukan dengan terpaksa.
2.Topik harus diketahui oleh penulis
Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yang dipilih. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik, dengan cara melengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan.
3.Topik yang dipilih sebaiknya:
a. Tidak terlalu baru
Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar
atau
majalah
populer.
b. Tidak terlalu teknis
Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada.
c. Tidak terlalu kontroversial
Suatu tulisan yang mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-hal di luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.
Menyusun Karya Tulis Ilmiah
2

II. TEMA
Tema berasal dari kata Yunani" tith en a i". Tema mempunyai dua pengertian
yaitu :
1. Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.
2. Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan
dan tujuan yang ingin dicapai.
Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Di samping itu, seorang penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya pokok permasalahan, sudut pandangan, cara pendekatan atau gaya bahasa dan tulisannya.
III. JUDUL
Apabila topik dan tema sudah ditentukan barulah penulis merumuskan judul katya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul:
1. Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut;
2. Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan itu
(bersifat provokatif);
3. Judul tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu
panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul);
4. Pada penulisan tertentu (yang ada hubungan sebab-akibat) seyogyanya judul
harus memiliki independent variable (variabel bebas) dandependent
variable (variahel terikat).
IV. KERANGKA KARANGAN
Agar penulis dapat menerangkan isi karangannnya secara teratur dan terinci, diperlukan suatu kerangka karangan. Kerangka karangan akan membantu penulis untuk menyusun karangan yang logis dan teratur, karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja seorang penulis.
Menyusun Karya Tulis Ilmiah
3

Kegunaan kerangka karangan:
1. Untuk menyusun karangan secara teratur.
2. Membantu penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
3. Menghindari penguraian topik secara berulang-ulang.
4. Memudahkan mencari materi pembantu.
Perumusan kerangka karangan dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat merumuskan tiap bagian karangan dengan kalimat berita yang lengkap. Dengan demikian tujuan dan pokok pembahasan akan dapat diketahui secara jelas baik oleh penulis sendiri maupun orang lain.
2. Kerangka topik
Perumusan kerangka topik dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa. Kerangka semacam ini kurang memberikan kejelasan bagi orang lain yang membacanya.
V. BENTUK LAHIRIAH
Karya tulis dari sudut bentuk dibedakan atas karya formal, semi formal, dan non formal, sebaliknya informal bukan menyangkut bentuk tetapi menyangkut keresmian. Tulisan dari sudut ini dibedakan atas tulisan formal (=formil) dan informal (=informil).. Karya tulis formal adalah suatu tulisan/karangan yang memenuhi semua persyaratan lahiriah yang ditentukan oleh kebiasaan; sedangkan karya tulis yang memenuhi sebagian dari syarat formal disebut semi formal. Apabila suatu tulisan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka tulisan tersebut disebut non formal. Tulisan disebut informal apabila tidak menggunakan bahasa resmi, di samping itu penulis juga memakai kata ganti orang pertama sebagai pengganti nama dirinya seolah-olah ia berhadapan dengan pembacanya (personal).
Bentuk lahiriah yang harus dipenuhi oleh suatu tulisan formal:
1. Bagian pelengkap pendahuluan
a. Judul pendahuluan
b.Halaman pengesahan
c. Halaman judul
Menyusun Karya Tulis Ilmiah
4

d. Halaman persembahan
e. Kata pengantar
f. Daftar isi
g. Daftar gambar, tabel, keterangan
2. Bagian isi karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh karangan
c. Penutup/Simpulan (dan saran)
3. Bagian pelengkap penutup
a. Daftar pustaka
b. Indeks
c. Lampiran
Karya tulis formal harus memakai bahasa resmi dan tanpa menyebutkan nama diri atau nama pengganti penulis.(impersonal) misalnya kata saya, kami, kita, kecuali hanya pada kata pengantar.
VI. TEKNIK PENULISAN
Agar penulisan karya tulis sempurna, setelah isi dan bentuk lahiriah disusun dengan cara yang semestinya, penulis juga harus mernpertahankan teknik penulisan berdasarkan persyaratan yang lazim.
Masalah teknis yang perlu diperhatikan, adalah:
1. Ukuran kertas
Karya tulis ilmiah umumnya mengggunakan kertas jenis HVS (60-80 gram) putih dengan ukuran kuarto (215 x 280 mm, jangan keliru dengan ukuran kertas A4 yaitu 210 x 297 mm).
2. Mesin tulis
Mesin tulis yang digunakan hendaknya memakai pika 10 (dalam satu incidapa t
diketik 10karak ter).
Pengetikan dapat juga dilakukan memakai komputer, tetapi pemilihan huruf
seyogyanya hanya Courier 12 (Contoh huruf Courier 12) di samping itu
Menyusun Karya Tulis Ilmiah
5

hasil cetakannya (print out) hendaknya tidak berbentuk titik-titik (dot matric) melainkan berbentuk seperti huruf pada mesin tulis biasa. Dalam istilah komputer disebut NLQ (Near Letter Quality) atau LQ (Letter Quality).
3. Pita dan karbon
Pita maupun karbon yang digunakan hendaknya dalam keadaan baik:, sehingga
menghasilkan cetakan yang jelas dan tidak kabur.
4. Margin/pias (batas pinggir pengetikan)
Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4 cm untuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm dari tepi atas dan judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas.
5. Pemisahan/pemenggalan kata
Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada suku kata sebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yang dipenggal. Seorang penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atau akhiran dari sebuah kata yang dipenggal.
6. Spasi/kait
Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi). Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris dipergunakan spasi rapat (satu spasi).
Apabila awal alinea (paragraf dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorok masuk ke dalam 5-7 ketikan), maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awal alinea dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, rnaka jarak antar alinea tetap dengan spasi ganda (2 spasi). Sedangkan jarak antara judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi.
7. Nomor halaman
Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil, sedangkan halaman-hataman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab. Nomor halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau sudut kanan atas.
8. Judul
Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiri dengan tanda titik.