Minggu, 13 Januari 2013

Jurnal Penyesuaian

JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang dibuat pada ahkir periode akhir tahun atau akhir periode akuntansi. Tujuan JP untuk melakukan penyesuaian antara catatan dan kenyataan. Fungsi JP untuk mengubah sedemikian rupa nilai akun sehingga neraca saldo memperlihatkan saldo yang sebenarnya dari harta, hutang, pendapatan dan beban. Akun2 yang perlu disesuaikan pd akhir periode: 1. Beban yang dibayar dimuka / prepaid expense 2. Pendapatan diterima dimuka /deferred revenue 3. Piutang penghasilan /accrued receivable 4. Beban yang masih harus dibayar /accrued expense 5. Penyusutan aktiva tetap / depresiation of fixed assset 6. Pemakaian perlengkapan Jurnal penyesuaian dapat dikelompokkan sebagai deferal dan akrual. Deferal kerkaiatan dengan penundaan pengakuan beban dan pendapatan yang transaksinya telah dicatat ke beban akun. Misalnya sewa gedung diterima dimuka dicacat sebagai pendapatan , tetapi pengakuannya ditangguhkan krn penyewa masih mempunyai kewajiban menyediakan gedung. Akrual berkaitan dengan pengakuan beban atau pendapatan yang terjadi tetapi belum dicatat ke dalam akun. Misalnya, menyewakan gedung kpd orla blm dicacat sbg pendptan krn uang sewa blm diterima, ttp telah diakui sbg pendapatan. Pencatatan Jurnal Penyesuaian 1. Beban dibayar dimuka adalah transaksi yg pd saat terjadinya dianggap sbg harta, ttp akan menjadi beban dikemudian hari. contoh sewa bibayar dimuka, iklan dibayar dimuka. Misalnya pd tanggal 1 Mei 2006 dibayar sewa toko unrtuk masa waktu 2 tahun sejumlah Rp 2.400.000,00. Pencatatan dilakukan dg 2 cara: a. Sebagai harta (sewa dibayar dimuka) dilihat dlm NS Sewa yg menjd beban dari 1 Mei – 31 Desember 2006 = 8 bulan 8/24 x Rp 2.400.000,00 = Rp 800.000,00. Beban sewa toko Rp 800.000,00 Sewa dibayar dimuka Rp 800.000,00 b. Sebagai beban (beban sewa) dilihat dlm NS Menghitung berapa bagian berapa bagian dr sewa yg masih menjadi sewa dibayar dimuka. Dari 1 Jan 2007- 30 April 2008 = 16 bulan 16/24 x Rp 2.400.000,00 = Rp 1.600.000,00 Sewa dibayar dimuka Rp 1.600.000,00 Beban sewa Rp 1.600.000,00 2. Pendapatan diterima dimuka adalah transaksi transaksi yg sejak awalnya dicatat sbg kewajiban akan tetapi nebjadi pendapatan dikemudian hari selama periode akuntansi. Contohnya uang kuliah yg diterima universitas, uang berlangganan mjlh yg diterima penerbit, premi asuransi yg diterima o/ Perusahaan asuransi, sewa diterima dimuka. Pada tanggal 1 Agustus 2006 diterima dimuka bunga pinjaman hipotik sebesar Rp 120.000,00. Untuk masa 1 tahun. Pencatatan dilakukan dg 2 cara: a. Sebagai kewajiban (bunga diterima dimuka) dilihat dlm NS Bunga yg telah menjd pendptan 1 Agustus – 31 Des = 5 bulan 5/12 x Rp 120.000,00 = Rp 50.000,00. Bunga diterima dimuka Rp 50.000,00 Pendapatan bunga Rp 50.000,00 b. Sebagai pendapatan (pendapatan bunga) dilihat dlm NS Pendapatan bunga Rp 70.000,00 Bunga diterima dimuka Rp 70.000,00 3. Piutang penghasilan adalah pendapatan yg sdh menjd hak dilihat dr segi waktu ttp belum diterim krn belum jatuh tempo. Diterima sewa gedung untuk bulan september – desember 2006 sebesar Rp 500.000,00 per bulan. Jumlah penerimaan 4 x Rp 500.000,00 = Rp 2.000.000,00. Piutang sewa Rp 2.000.000,00 Pendapatan sewa Rp 2.000.000,0 4. Beban yang masih harus dibayar adalah beban atau kewajiban yg sdh menjadi beban dilihat dr segi waktu, tetapi blm bibayar dan dicatat. Suatu perusahaan memperkerjakan 5 orang karyawan dg upah Rp 4.000,00 per hari per orang. Karyawan bekerja selama 6 hari seminggu dan upah dibayar setiap hari sabtu. Pembayaran upah terahkir dilakukan pada hari Sabtu tgl 27 Des 2006. Dengan demikian upah terutang 28 - 31 Des = 3 hari 3 x 5 x Rp 4.000,00 = Rp 60.000,00 Beban upah Rp 60.000,00 Utang upah Rp 60.000,00 Contoh lain: 31 Desember 2006 di NS terdapat pinjaman hipotik Rp 300.000,00 dimana bunga dibayar setiap tgl 1 Februari dan 1 Agustus dengan bunga 12%. Bunga terutang dr tgl 1 Agustus – 31 Des = 5 bulan Jumlah bunga yg msh hrs dibayar = 5/12 x 12/100 x Rp 300.000,00 = Rp 15.000,00. Beban bunga Rp 15.000,00 Bunga yang msh hrs dibayar Rp 15.000,00 5. Penyusutan aktiva tetap adalah berkurangnya kemampuan suatu aktiva tetap memberikan manfaat sejalan dengan perjalanan waktu. Penyusutan aktiva tetap berwujud: Beban penyusutan (nama aktiva) Rp xxx Akumulasi penyusutan (nama aktiva) Rp xxx Penyusutan aktiva tetap tak berwujud Amortisasi (nama aktiva) Rp xxx (nama aktiva tetap tak berwujud) Rp xxx Contohnya : pada tanggal 31 Desember 2006 penyusutan Gedung Rp 1.000.000,00 dan paten Rp 100.000,00. Beban penyusutan gedung Rp 1.000.000,00 Akumulasi menyusutan gedung Rp 1.000.000,00 Aortisasi paten Rp 100.000,00 Paten Rp 100.000,00 6. Pemakaian perlengkapan, saldo akun perlengkapan dlm neraca saldo pd awal dan ahkir tahun berbeda. Karena ada pemakaian perlengkapan yg tdk mengalami proses pencatatan selama periode tahun berjalan. Misalnya 31 desember 2006 diketahui nilai perlengkapan tersisa Rp 600.000,00. Sedangkan pada awal tahun diketahui saldo akun perlengkapan sebesar Rp 900.000,00. Maka perlengkapan terpakai = Rp 900.000,00 – Rp 600.000,00 = Rp 300.000,00. Beban perlengkapan Rp 300.000,00 Perlengkapan Rp 300.000,00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar